![]() |
Submission Comic Strip Competition "Kemana Hasil Pajak Kita" |
Yohohohoh,
terulang kembali rupanya saya tidak menyentuh dunia tulis-menulis kembali,
malahan ini yang terlama sepertinya dalam sejarah perblogger-an saya. Selama
hampir 1 bulan lebih, saya, dengan berbagi alasan (sok sibuk) saya, akhirnya kali
ini bisa menyentuh blogger ini kembali.
To the point, melanjutkan kisah perjuangan
saya dengan episode fighting insurance ala-ala
yang lalu… at last menemukan titik
terang, setelah sedikit banyak memahami dunia asuransi itu sama dengan merugi
kalau tidak terjadi apa-apa (atau dalam artian tidak merasakan manfaat polis
dari premi yang dibayarkan), akhirnya keluarga saya yang mau tidak mau, rela
tidak rela, menerima kerugian dari pembayaran premi yang perjanjian awalnya
(kata sales yang merupakan kerabat orang tua) akan kembali lebih besar karena
dalam bentuk investasi. Yaaa, lumayan lah nominal yang hilang, bisa dibilang
cukup besar untuk seukuran anak ingusan se-usia saya. Yah tapi apa yang bisa
dipetik sih lebih berharga, karena pengalaman dan pengetahuan tentang dunia
per-asuransi-an tidak boleh sembarang menggunakan, kalau tanpa memanfaatkan,
terlepas dari sudut pandang ghoror-nya.
Fine, dengan dunia asuransi yang
merugikan keluarga saya, selanjutnya…
****
Now talk about passion, mengesampingkan berbagai masalah
yang terjadi pada pribadi saya, baik itu karir, keluarga, finansial, yang
tentunya bakalan mempengaruhi mentalitas sedikit banyaknya (walaupun alhamdulillahnya tidak) – dan anda perlu
kesampingkan juga hal seperti itu wahai para pembaca. Sedikit mengungkit kisah
kembali dibulan yang lalu ketika saya menulis tema ini part 1, saya mengikuti
dan mencoba bergelut dengan bidang yang dahulu kala sekali saya cintai… yaitu
gambar-menggambar.
Sedikit flashback lagi, Dalam masa pengangguran
saya, saya mencoba meracau dengan berbagai hal… meskipun sedikit kacau dan
bersahabat dengan yang namanya kegagalan, di titik itulah saya berjumpa dengan Gary Vee atau Gary Vaynerchuk, CEO dari VaynerX Media… entah takdir atau suratan
apa yang mengantarkan, tetapi sedikit banyak memberikan suntikan motivasi bagi
saya untuk selalu bangkit, keep moving
forward disamping iman dari nikmat Islam yang selalu memotivasi saya untuk
bangkit dan lebih terarah.
Sampailah
pada saya mencoba berbagai hal, sembari mengisi waktu pengangguran saya dalam
memburu pekerjaan idaman, Saya mencoba mengikuti lomba tulis-menulis… ya, dalam
bentuk cerpen, puisi, tingkat nasional bahkan… bisa dibilang dunia sastra, dan
anda tahu sendiri hasilnya, meskipun tak saya beri tahu… Gatot… Gagal total,
meskipun terlihat meyakinkan… Tapi apalah saya penulis amatir ingusan yang baru
suka menulis karena intuisi Dosen
Pembimbing yang bilang saya cocok jadi penulis.
Sedikit
putus asa, memang… berharap berprestasi malah bikin ciut hati…
Ya gila
saja, melihat pengumuman submisi yang masuk sampai pada titik 10.000 angka?!
Hasil karya-ku terbaca saja belum tentu bisa… Padahal asa dan semangat ada
ketika melihat banyaknya lomba karya tulis sastra cerpen, puisi yang barangkali
saya memang tertarik. Kalau esai dan lomba karya tulis dalam bentuk business plan dan research sepertinya saya menyerah deh… karena saya sadar tidak
cukup pintar untuk bersaing pada kontes tersebut…
Tibalah
suatu hari, ternyata pada laman media sosial instagram tentang informasi lomba,
beasiswa, terdapat lomba yang paling menarik hati saya, yaitu lomba kompetisi
komik atau comic competition, atau
lomba komik strip atau istilahnya yonkoma
(untuk jenis 4 panel saja). Benar-benar, lomba yang tentang pajak waktu itu
menarik hati saya pas lagi semangat-semangatnya ikut kompetisi karena pengenlah
punya satu aja prestasi yang bisa membanggakan, sedikit out of topics, karena ketika berhubungan dengan prestasi saya
sedikit punya pengalaman ‘kecut’ dengan prestasi ketika melamar pekerjaan.
Ketika melamar online, terkadang ada tab yang
meminta peserta mencantumkan prestasi di kolom prestasi, sedang saya selalu straight dengan kasus ‘data tidak
ditemukan’ karena tidak memiliki prestasi, lol.
Kembali ke topik utama, singkat
cerita, saya punya teman yang bisa dibilang advance
lah dibidang desain karena doi sekolah dibidang multimedia, diploma desain dan
profesional sekarang di bidang tersebut, langsung tanpa pikir panjang, saya
ajaklah kolaborasi, tentunya saya beri komisi karena lomba tersebut merupakan
lomba individu bukan tim. Bisa dibilang gambling
memang, tetapi saya tidak pikir panjang, bahkan bisa dibilang saya
memikirkan ide dengan riset yang lumayan cukup panjang dan menghasilkan 7
halaman kurang lebih 30 panel-an dari maksimal ketentuan 8 halaman tanpa
batasan panel, tetapi saya tetap senang, toh apalah artinya kalah menang
asalkan sudah berusaha dan tetap senang pikir saya kala itu.
****Flashback Sedikit****
Sebenarnya,
membuat komik bukan merupakan hal yang asing bagi saya. Sedari saya kecil saya
sering iseng-iseng saja membuat komik-komik aksi, mulai dari SD malah (Saya
menggambar mulai dari sebelum sekolah, ingat sekali saya gambaran Goku dengan
tekstur wajah dagu lancip di potongan kardus yang digunakan untuk menutup magic jar di rumah oleh ibu saya). Saat
itu sering ketika saya membuat komik di buku tulis, beberapa saya lupa… tetapi
yang paling saya ingat yaitu komik buatan saya saat masih kecil dengan judul
“Slate” alias batu tulis – yang terinspirasi dari cerita Rave Master Haru
Glory. Ingat
sekali saya betapa saya suka sekali menggambar Shiba Tensei, Rave Master
sebelum Haru Glory - si tokoh utama pada cerita aksi tersebut. Akhirnya hilang
entah kemana serial komik buku tulis saya itu, kalau tidak salah “Slate” itu
saya buat ketika saya menginjak SMP, dan perlahan mulai saya tinggalkan dunia
menggambar karena saya pikir saat itu, menggambar terlalu kekanak-kanakan.
****
Tak
berselang lama memang, kurang lebih 1 bulanan semenjak saya mengikuti lomba
komik, saya malah keranjingan mengikuti lomba komik yang diselenggarakan di
Indonesia. Yang bikin ngeri kebanyakan tingkat nasional, karena kompetisinya
diadakan untuk umum baik individu maupun tim, sejauh ini total saya telah
mengikuti 3 lomba komik …
Bisa saya
katakan gila sih sekarang trennya komik dan dunia gambar-menggambar…
Hal ini
menjadi satu hal yang saya sesali kenapa saya tidak berkomitmen atau sedikit
keras kepala dengan hobi saya, yang pasang surut saya tinggalkan dengan
berbagai kegalauan masalah kekanak-kanakan atau perkara tashwir (Nanti akan saya bahas tentang masalah tashwir dengan experience saya dilain waktu) dari dulu-dulu. Lihat
saja, berbagai brand yang masuk ke
kartun dan gambar di instagram, name it… Si Nopal, Tahi Lalats, Si Juki,
Sampahisasi, Komik apa-apalah itu, betapa gilanya! Bahkan yang terbaru, serial
komik lawas legendaris Indonesia yakni Gundala
Putra Petir, diangkat menjadi film box office ala Marvel Cinematic
Universe, gila gak betapa terang benderangnya dunia visual, komik, artist, visual-artist yang begitu
dianggap remeh dulunya? Bahkan Stan Lee sekalipun pernah dianggap remeh!
Berselang
1 bulanan lebih, eng ing eng dan ternyata pengumuman pemenang lomba yang
awalnya diumumkan pada tanggal 25 April, pada tanggal 16 sudah disampaikan
kepada para pemenang. Dannnnn…
Ya, saya
dinyatakan sebagai salah satu pemenang lomba komik di ESCCOM (Essay, Short
Movie, Comic Competition)… Tapi, ternyata saya diharuskan hadir dalam Awarding Night pada Closing Ceremony yang harus dihadiri seminggu kemudian pada tanggal
25 April pada hari Kamis di Bintaro, Tangerang Selatan. Cukup membuat dilema
sih, karena belum tau juaranya-juara berapa, mempertimbangkan expenses untuk akomodasi PP ke Jakarta (meskipun
pertama kali juara dan sudah sok-sokan).
Akhirnya,
menerima saran-saran dari kakak dan Ibu saya, saya memberanikan diri untuk
berangkat saja tanpa melihat untung rugi finansial yang dikeluarkan, toh nanti
daripada kalau tidak menghadiri awarding
malah tidak dapat pialanya (meskipun bisa diwalikan, tetapi user experience yang didapat tidak
terjadi dua kali saya pikir waktu itu). Alhasil, nekatlah saya berangkat
memesan tiket Matarmaja PP Pergi untuk tanggal 24 April sore, sampai pada 25
April siang dan Pulang untuk tanggal 26 April siang langsung balik… Dan
tentunya, numpang di rumah teman di Jakarta Pusat daerah Bendungan Hilir, yang
jarak tempuhnya naik transportasi umum ke Tangerang berkisar antara 1 jam an
kurang-lebih… Ya, syukurlah ada teman untuk mengepress cost, hehe…
Awarding Night memang memberikan kesan yang
istimewa, hadir sebagai tamu undangan meski tanpa dibiayai akomodasi, ternyata…
saya berakhir juara 3, tentunya juga mendapat piala, konyolnya saya membawa
nama Universitas Brawijaya meskipun status saya sudah bukan lagi Mahasiswa… ya
mau gimana lagi, tidak terikat instansi apapun sesekali ingin mengangkat nama
universitas lah, hahaha.
Berakhir
pulang dengan badan pegal-pegal dan nggreges
demam akibat tidak bisa gerak di kereta dan kondisi fisik yang lagi drop karena
kehujanan di Jakarta sebelumnya, plus ditambahi dinginnya AC Jayabaya selama 15
jam. Namun semua itu terbayarkan lah, worth
it kalau common society bilang… Dan kenang-kenangan beberapa foto…
Alhamdulillah menjadi juara tingkat nasional…
Dan
rasanya menjadi juara nasional bagaimana?
Yaaa,
biasa saja, tidak ada yang istimewa, “Masa begini saja saya sudah cukup puas
dan bangga terhadap pencapaian saya?” pikir saya sedikit tersenyum.
“Tentu
tidak, makanya saya berusaha bersikap biasa saja tenang saja… toh pencapaian
ini juga karena bantuan-Nya, bukan serta merta pencapaian karena ilmu yang saya
peroleh sendiri…”
Disini,
saya melihat secercah peluang, sedikit terowongan pertumbuhan yang membuka peluang besar
bagi saya kedepannya… dengan jalan samping prestasi di bidang yang saya
berpotensi sajalah yang saya tekuni… Juga dengan bersikap biasa saja seperti
ini, saya pikir bisa membuat saya masih bisa mengeksplor lebih disiplin dan
ketat lagi kedepannya akan potensi untuk mengembangkan diri saya, dan tidak
kasi kendor ke diri sendiri… Saya berangan-angan untuk mengukir rentetan
prestasi dan piala yang berjajar untuk menjadi pencapaian saya… Selamat
berjuang, wahai diri saya!
![]() |
Sertifikat Juara |
PS : Komik yang menang bisa dilihat pada laman akun instagram saya @alan_artwork
No comments:
Post a Comment