Friday, July 5, 2019

Book Can Change Your Life


Buku dapat merubah hidup kita
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan saya kesempatan untuk menulis kembali setelah vakum sekian lamanya… ya lumayan lama lah…

Pada titik ini, saya kembali teringat sebuah kutipan dari seseorang, penulis memang, yang pernah saya temui beberapa tahun lalu… 

Doi mengatakan kalau “Setiap penulis, pasti suka membaca buku, sedang setiap pembaca buku belum tentu suka menulis

Reading a book while chillin
“Dan wow that's hella correct man” itu yang saya pikirkan pada waktu itu…

Lalu, beberapa hari lalu saya secara tidak sengaja ketika sedang surfing di internet sampailah pada artikel tentang Tahanan di Brazil bisa mengurangi masa tahanannya dengan membaca buku juga tentang Program Membaca Tahanan Brazil… Mengutip artikel tersebut, tahanan di Brazil dapat mengurangi masa tahanannya selama 4 hari dengan memberikan laporan buku yang telah dibacanya, setidaknya sebanyak 92 buku dengan laporannya dapat mengurangi masa tahanan selama 1 tahun, dan dari sumber lain juga didapatkan rata-rata jumlah buku yang dibaca oleh tahanan berkisar antara 12 buku keatas pertahunnya ... Saya kira hal ini cukup mindblowing dan tak pernah sama sekali terfikirkan di benak saya untuk memperbaiki sistem lapas yang benar-benar cukup keren! Give them a good book and they’ll show their quality with enlarged vision, tentu tidak heran apabila hal ini berhasil mengurangi persentase residivis nantinya.

Gila! Betapa kerennya ternyata buku, tidak heran kalau buku merupakan “jendela dunia” (meskipun sekarang buku bukan berarti buku fisik namun saya berasumsi lebih kepada bacaan yang bermanfaat yang bisa didapat melalui berbagai media).

Sebuah seni untuk bersikap bodo amat karya Mark Manson
Hal itu yang juga saya rasakan sih, banyak buku (atau mungkin beberapa) yang seolah menjadi kunci untuk membuka pikiran saya yang analoginya seperti pintu yang sedang tertutup rapat… Atau mungkin seperti saluran air yang sedang tersumbat, sedang di saluran air tersebut terdapat reservoir air yang melimpah yang dapat mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh berisi… Ya… sejauh ini salah satu buku tersebut ya mungkin The Subtle Art Of Not Giving a F*ck-nya Mark Manson yang mengenalkan saya dengan Stoicism, La Tahzan-nya Dr.Aid Al Qarni untuk lebih bersyukur dan memandang dari sudut pandang gratitude to God dan the power of only depends to Allah , Pandangan Hidup-nya Buya Hamka tentang nikmatnya iman, Kangen Indonesia-nya Hisanori Kato yang mengajarkan nation-gratitude dan alternative PoV (Buku self-development saya yang pertama yang membuat saya tertarik membaca buku self-development), Bicara Itu Ada Seninya karya Oh Su Hyang dan The Power of Habit-nya Charles Duhigg yang masih saya baca sebagian… dan yaaa masih panjang dan masih banyak tanggungan buku yang WAJIB harus saya baca, dan mungkin akan saya bedah secara mendetail di tulisan-tulisan saya berikutnya…

****

Saya jadi teringat sebuah kisah awal kiprah Developer Game Digital yang cukup terkenal di Indonesia, Founder-nya berkisah bagaimana mereka berkali-kali gagal move karena belum memahami business process dan perkara-perkara manajemen kalau tidak salah, saat itulah salah seorang Founder mencetuskan “misi membaca” untuk setiap masing-masing individu di Agate Studio tersebut dan berbagi peran membaca genre-genre bukunya… Lalu, setiap minggunya, mereka merapatkan/sharing hasil intisari buku-buku yang telah dibaca dan berlaku denda jika tak menyelesaikan habis bukunya… dan see what happen in the next few years? Agate Studio kini menjadi salah satu developer game terbesar di Indonesia yang dikenal dunia, yang murni milik orang Indonesia…
 
****

Sedikit trivia dari hasil yang pernah saya tanyakan di situs Quora, menanyakan tentang berapa rata-rata jumlah buku yang dibaca penulis profesional dalam sebulan… (masih dijawab oleh 1 orang meskipun sudah mencapai 1000 tayangan). 
Dijawab oleh Lui Anbar Rhainata bahwa setidaknya memerlukan waktu kurang lebih 2 minggu untuk membaca satu buku, namun dia menekankan jangan terlalu berfokus pada jumlah buku tetapi pada kualitas membaca buku kita, berbagai hikayat yang kita maknai dan kita beri value, sehingga dapat kita jadikan hikmah dan praktis kedepan… keren.

Sebagai penutup, tiada daya dan upaya dalam menuntut ilmu kecuali karena ridho-Nya, setinggi-tingginya ilmu datang dari-Nya melalui preposisi Nabi Muhammad SAW juga setinggi-tingginya ilmu adalah dari Firman-Nya (Al-Quran), ilmu yang bermanfaat semata-mata datang dari pada Allah SWT yang Maha Segalanya as the Supreme Being The King of All Knowing dan… Sehingga, sepatutnya sebagai koreksi diri, Saya dapat menuntut ilmu sebagai bentuk ibadah sehingga tak terjebak dalam kebodohan yang kekal, InsyaAllah dengan bimbingan-Nya Kita semua dapat keluar dari Minadzulati ilan Nur, dari Kegelapan menuju Terang. Rabbi zidni Ilma (Wahai Rabb-ku, tambahkanlah aku ilmu).

1 comment: