![]() |
Hope |
Saya kira,
penyesalan itu ada pada setiap orang ya. Apalagi manusia memang fitrahnya tidak
pernah merasa puas, dengan berpikir… harusnya saya begini, harusnya saya
begitu, kenapa dulu tidak begini, kenapa dulu tidak begitu? Andai saya lebih
bijak dalam menggunakan ini dan itu saat itu, maka sekarang saya akan begini. Namun,
hal demikian itu sangatlah lumrah, karena berpikir kritis terhadap diri sendiri
itu sifatnya evaluatif. Dengan menyesali yang dulu-dulu, dengan begitu kita
belajar to be far better person…
Hal-hal di
masa lampau yang ingin saya koreksi itu ialah…
Read a lot and good books, siapa sangka ternyata buku "benar-benar" bisa merubah pola pikir? itulah dampak signifikan yang saya rasakan setelah membaca "sebuah seni untuk bersikap bodo amat"-nya Mark Manson. Bukan berarti tidak memberikan suntikan mindset positif ketika membaca buku self-development yang lain, tetapi buku Mark Manson lah yang paling berasa signifikannya - ini membahas buku self-development lho ya, bukan Al-Quranul Karim yang sudah pasti paling merubah hidup saya. if you've read a lot of books and it has impact on your life, be grateful karena itu artinya kamu telah membaca dengan kualitas... Dan barulah terasa dengan membaca secara berkualitas dan memaknai kandungannya bisa menjadi jendela dunia dan menjadi open lock for the treasure (pembuka pola pikir). Andai kualitas dan kuantitats waktu dengan kepala yang lebih fresh saat itu saya manfaatkan sebaik mungkin dengan membaca banyak buku (utamanya self-development) maka pasti akan berdampak signifikan secara kepribadian, karena lot of perspective you get from reading books. Tapi yaaa... tak mengapa deh, toh saya jaman-jaman itu banyak membaca komik (pembiasaan untuk membaca pemula) 😋
Spend money wisely, saya dulu terbilang memiliki uang
yang cukup di masa-masa sekolah sampai kuliah. Karena, dulu saya memiliki
penghasilan sampingan dari membantu orang tua (di bidang pertanahan untuk
mengukur di lapangan / ikut bapak) juga punya pemasukan menjadi seorang tester, bahkan dari game-pun saya juga menghasilkan uang dari jual beli barang meskipun
kecil-kecilan, namun, terbilang punya uang lah untuk beli ini-itu sendiri,
bahkan di masa-masanya baru tren sepatu saya bisa beli yang seharga ratusan
ribu dengan uang saya sendiri. Tetapi, melakukan pengeluaran seperti membeli
barang yang tidak memiliki nilai aset atau investasi saya kira cukup merugi
kecuali sesekali saja (untuk entertainment).
Hal demikianlah yang bisa saya bilang konsumtif rather than produktif (sehingga barang tersebut dapat meningkatkan skills/knowledge atau lebih menghasilkan
lagi).
Lebih menekuni bidang yang disukai, bidang yang disukai bisa
memberikan dampak motivasi sehingga kita rela meluangkan waktu untuk
mempelajari lebih bidang tersebut lebih total, karena kan memang setidaknya
butuh satu alasan untuk menekuni suatu bidang. Kalau kita suka, endurance kita dalam mempelajari bidang
tersebut lebih terlatih ketimbang bidang yang kita tidak terlalu suka. Bisa
dengan cara kita mempelajari secara otodidak, dari source aslinya baik itu orang (ahli) maupun internet - Membandingkan jaman sekarang dengan jaman dulu
bener-bener beda jauh… jaman saya belajar melalui internet di kisaran tahun
2010 kebawah belum seistimewa dan terlalu tren seperti sekarang, di masa itu
saya hanya mampu mendapatkan source of
information terbaik saya hanya dari Kaskus
saja, nothing else.
Selain itu,
juga bisa belajar melalui komunitas atau kelompok maupun organisasi yang
bidangnya terdapat skills yang kita
inginkan. Ah, masa itu yang saya lewatkan. Saya saat itu terlena dalam comfort zone sehingga merasa organisasi
maupun community bukanlah hal yang
penting, ternyata setelah saya sekolah, lalu kuliah dan lulus kuliah… barulah
tahu bahwa organisasi begitu penting peranannya dalam peningkatan skill,
apalagi kita tau what we love dan
bidang organisasi itu match… saya
pasif organisasi dan juga pernah mengurungkan niat saya pada menwa padahal
sudah mendaftar saat itu (karena takut tidak bisa meluangkan waktu untuk fun dan entertainment) dan baru tahu pentingnya setelah lulus 😥
![]() | |
Ilustrasi pola hidup saya dulu waktu bocil (foto saya ambil sendiri depan gym kampung) |
Memperbaiki pola hidup, dulu di
masa rentang umur masih 18an tahun, saya kira saya terlalu banyak
menyia-nyiakan waktu dengan terlalu banyak fun
and entertainment, berkumpul bercanda tawa bersama teman-teman ketimbang
meluangkan waktu untuk fokus menggapai masa depan (sedang saat itu juga tidak
punya gambaran tentang tujuan hidup pula). Terlalu banyak menongkrong, habit-habit yang buruk ikut pula
menungganggi, padahal, andai kata saya lebih berani untuk mengambil keputusan
untuk tidak ikut-ikutan dan fokus kepada yang ingin saya capai, tentu saya akan
reap what I sow sekarang ini dan
dapat sedikit berbangga dengan pencapaian yang saya lakukan dahulu. Tentunya
dengan resikonya, siap-siap meluangkan sebagian besar waktu sendiri.
Pola hidup seolah tidak terlihat penting saat itu, namun kini gilaaaa… andai saya memperbaiki pola hidup dengan berolahraga, mengontrol apa yang saya consume saat itu apa yang saya tuai itu pasti efeknya gila banget. Bukan hanya dari segi penampilan saja karena fisik terlihat bagus atau apalah, tetapi juga clear mind karena stress surpressed, juga bisa berpengaruh kemana-mana… hormon yang seimbang lah, fisik dan otak yang saat itu sedang prima bisa digunakan untuk mengeruk knowledge dan memforsir fisik secara maksimal untuk potensi kedepannya lah, kepercayaan diri yang bertambah lah… sebenernya hanya butuh satu lompatan untuk membuka peluang di berbagai hal…
Pola hidup seolah tidak terlihat penting saat itu, namun kini gilaaaa… andai saya memperbaiki pola hidup dengan berolahraga, mengontrol apa yang saya consume saat itu apa yang saya tuai itu pasti efeknya gila banget. Bukan hanya dari segi penampilan saja karena fisik terlihat bagus atau apalah, tetapi juga clear mind karena stress surpressed, juga bisa berpengaruh kemana-mana… hormon yang seimbang lah, fisik dan otak yang saat itu sedang prima bisa digunakan untuk mengeruk knowledge dan memforsir fisik secara maksimal untuk potensi kedepannya lah, kepercayaan diri yang bertambah lah… sebenernya hanya butuh satu lompatan untuk membuka peluang di berbagai hal…
Saya memang
tidak menjelaskan secara teknis yang detail apa yang harusnya saya lakukan
ketika berusia sekian-sekian, namun tulisan ini toh ditujukan untuk saya
sendiri yang menangkapnya kemudian hari. Andai anda membacanya, ya silahkan
anda maknai sendiri bahasa yang sangat umum dan mengambang di permukaan yang
saya tulis ini.
Juga, tulisan
yang saya buat ini bukan ditujukan untuk menyesali berbagai perbuatan ataupun
tingkah laku masa lampau, sehingga ngeblame
diri kita yang lalu. Tetapi… untuk menunjukkan bahwa masa depan yang lebih
cerah bisa dilakukan mulai dari sekarang dan akan berpengaruh kemudian hari.
Tulisan ini berlaku as self-reminder, to
inspire and change ourselves and others to be better rather than keeping
us/them down...
Ketimbang
menjadikan hal-hal yang saya sesali atau andai saya ketahui dulu, alangkah
baiknya kita rubah mindset kita
menjadi hal-hal yang diri saya 5,10 tahun lagi akan berterima kasih pada diri
saya sekarang 💪😀 god
speed, sukses wahai diriku!
bagus sekali untuk dibaca
ReplyDeleteud