“Ting Tung! Ting Tung! ” Sebuah pesan
notifikasi dari Whatsapp di gawaiku
berbunyi.
“Tulung ewangi gawekno logo gawe
branding e produkku (Tolong
bantu buatkan logo untuk produk saya – dalam bahasa Jawa).”
Ternyata,
sahabat saya, Joe, yang mengirimkan pesan singkat tersebut kepada saya…
Tanpa
bertele-tele saya kirimkan balasan singkat, “Mbakwin?”.
“Gas.” Balasnya.
****
Sekilas
cerita,
Mbakwin
merupakan salah satu tempat warung kopi favorit saya dan beberapa teman saya yang
berlokasi di daerah ABM (paling tidak
setelah warung kopi langganan saya di daerah terminal Arjosari sudah tidak
beroperasi). Selain dari segi harganya yang sangat merakyat, bagi saya,
tempatnya sangat nyaman dibandingkan tempat-tempat sejenis café yang berada di daerah/kawasan tengah kota yang cukup ramai
dengan mahasiswa.
Terkadang,
kami membuat guyonan tentang warung
kopi Mbakwin ini dengan ungkapan “Mari menuju ‘kemenangan’ (win)?” haha.
****
Tidak lama berselang,
kami bertemu di warung kopi Mbakwin tersebut, singkat berbicara tentang project yang dia rencanakan dengan
relasinya melalui inkubasi bisnis di universitas STIE Malangkucecwara atau sering disebut ABM itu.
Dia
mendiskusikan dengan saya (terutama tentang logo yang dia rencanakan terhadap
produknya) terkait project komersilnya,
memanfaatkan salah satu hasil produk UKM binaan inkubasi bisnis ABM, yaitu
produk housewares berbahan
bambu-bambuan.
****
Sebelumnya,
saya dengan sahabat saya merupakan rekan dalam menjalankan usaha di bisnis
sebelumnya, Techno Up Indonesia namanya,
meskipun gagal, tetapi tampak bahwa mental kami lebih terlatih dan tidak
meruntuhkan mentalitas entrepreneurship
kami. Ya, yang terjadi, meskipun belum expertise,
mental coba-coba dan experimental
kami sepertinya terus terasah sampai saat ini.
****
Ketertarikan
saya terhadap desain dan komunikasi visual benar-benar tertantang rasanya.
Sahabat saya juga tahu bahwa saya juga sedang menerjuni bidang yang berkaitan
dengan ilustrasi dan pesan visual (terutama komik strip). Tanpa bertele-tele saya
iyakan saja idenya, menyesuaikan dengan konsep yang dia paparkan, yaitu membuat
logo produk bambu ini terkesan classy dan
ekslusif ketika di beri brand, dengan
menggunakan referensi salah satu produk housewares
ceramic keluaran Hermes.
![]() |
Gambar konsep/prototipe sketching yang saya tawarkan (3 opsi) |
Ternyata
membuat logo itu susah-susah gampang. Kenapa? Karena realisasi konsep dari sketch menjadi pixelated logo ataupun vector
itu butuh effort yang lumayan…
sehingga hasilnya tampak memuaskan, selaras dengan ide dan value yang diinginkan.
Tentu, saya
belajar banyak dari hasil mengambil referensi dari berbagai sumber, dan mindset-nyaa… Ya dari Rio Purba… Yang
intinya you don’t need to be right on the
first place. Juga mengikuti tutorial belajar dan proses membuat logo-nya
sih, hehehe, yang bisa dicek disini.
Hikmah yang
paling penting yang saya petik dari proses membuat logo ini setidaknya ada
beberapa yaitu,
Yang
pertama, logo hadir bukan melulu tentang makna/intrinsic dari logo. Dan nggak
harus juga menyampaikan value-value perusahaan
dan paten harus memvisualisasikna simbol-simbol yang perusahaan miliki. Inti
dari logo yaitu tentang pembeda atau diferensiasi,
yang membedakan brand satu dengan yang lainnya, disitulah core nya logo.
Yang kedua,
dalam prosesnya akan selalu ada penyesuaian (ke arah yang lebih baik tentunya).
Maka awali saja dulu dengan yang paling sederhana yang bisa dilakukan (dalam
proses pembuatan logo seperti sketching).
Toh, nantinya juga logo pasti ada penyesuaian-penyesuaian… jadi wajar kalau
logo produk/perusahaan akan berubah terus dari waktu ke waktu (logo Juventus
yang legendaris contohnya, next juga saya akan membahas analisa tentang
rebranding logo Juventus yang legendaris).
Yang
ketiga, proses membuat logo itu ternyata menyenangkan dan menantang! Sepertinya
saya tidak akan berhenti sampai disini dalam membuat logo… mungkin saya akan
terus menerus menajamkan dan mengasah hardskill
saya untuk membuat logo-logo imajiner dan produk-produk kawan-kawan lain.
Lebih menyenangkan lagi ketika logo-mu dipakai oleh produk/perusahaan tersebut
dan mendapatkan pujian (+fee yang
memuaskan harusnya, lol).
Berikut,
dibawah merupakan hasil dari branding logo, juga dari pengembangan hasil brainstorming dan sketching. Semoga cerita ini bisa memberikan manfaat dan menghibur.
Next part, saya akan membahas insight
produk Bambu asli Desa Donomulyo ini lebih dalam, utamanya tentang kunjungan
saya kesana dan kisah pemberdayaan keluarga Desa Donomulyo dalam berproses menjadi
desa yang lebih maju.
wah keren banget kak
ReplyDeleteharga komatsu
Wkkwwk makasih, baru tau ada yg komen.. udah lama ninggal lapak hahaha
Delete