Saturday, March 23, 2019

Vakum, Insurance Dan Passion (Part 1)

Saya, berhadapan dengan asuransi
Wah sudah lumayan lama saya tidak bersentuhan dengan tulis menulis ya… semingguan lah, padahal targetnya one day write one, karena kesibukan disamping yang lumayan menyita waktu, dan tentunya, berkaitan dengan uang, haha, big money.

Dalam seminggu ini, keluarga saya dilanda masalah, dan minggu ini pula saya mendapati berbagai ilmu baru berkaitan dengan keuangan. Yang pertama, ilmu tentang insurance, yang akan saya ceritakan panjang lebar setelah ini, meskipun tidak bisa menjelaskannya secara mendetail. Yang kedua, ilmu tentang perpajakan, karena disela saya vakum menulis di my daily diary blog, saya sedang berkecimpung dalam dunia yang saya cinta, yaitu comic strip, dan itu merupakan sebuah kompetisi nasional yang diadakan oleh STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) yang mewakili perlombaan Ditjen Pajak (Direktorat Jenderal Pajak). 

****
Pertama-tama, saya akan sedikit berkisah tentang dunia perasuransian… dunia yang beberapa tahun belakangan ini saya benci, karena unsur riba-nya, dan memang harus begitu adanya. Dunia insurance menjadi salah satu company yang saya hindari meskipun saya berstatus sebagai long-time jobless guy who really wanted to get a girl after getting a job, lol. Tidak, hanya bercanda – tapi tentang tidak bekerja di dunia asuransi itu serius disamping perusahaan rokok dan bank

Flashback ke seminggu belakang, saya benar-benar dibikin pusing tujuh keliling dengan asuransi. Jadi awal mula masalah, disebabkan karena orang tua saya yang mendaftarkannya saya pada salah satu perusahaan asuransi asing ternama pada saat saya masih “tela-telo” atau “lolak-lolok” di umur 18 tahun – tepatnya baru lulus sekolah menengah atas pada saat itu. Dengan kontrak premi dasar sebesar 500 ribu/bulan selama 5 tahun, orang tua saya mendaftarkan diri saya pada asuransi jiwa dengan jenis unit link yang awal mulanya saya tidak tahu menahu apa itu unitlink dan istilah-istilah paket kepanjangan seperti equity fund dan sebagainya - dan persetan apalah itu.

Orang tua saya mendaftarkan saya dalam bentuk unit link dengan model “investasi” atau istilah iming-iming sales nya ‘seperti menabung’ padahal nyatanya tidak. Dan ternyata, setelah sedikit saya investigasi – karena saya lah tertanggung dari asuransi tersebut dan harus bertanggung jawab dengan konsekuensi yang disebabkan orang tua saya – ternyata sales yang memberikan tawaran kepada kedua orang tua saya adalah salah satu teman dekat orang tua saya, yang mana saya juga kenal dengannya – si suaminya saja bukan istrinya yang notabene adalah salesnya.

Usut punya usut ternyata orang tua saya meng-iya-iyakan saja tawaran untuk berlangganan asuransi dengan bentuk ‘investasi’ ini, entah karena merasa iba atau ingin membantu supaya sales, yang masih kenalan, mendapatkan komisi. Nah… puncaknya, kemarin, ketika kontrak berdasarkan hitung-hitungan orang tua saya sudah habis masa kesepakatannya. Dari kacamata orang tua saya dengan asumsi ‘investasi’ itu, maka 500 ribu/bulan dengan embel-embel ‘investasi’nya maka menjadi 30 juta (wow, saat itu yang bisa saya bayangkan mengetahui nominalnya) dan bisa ditarik kembali bahkan dengan “bunga-bunga” bangkainya yang hanya ada dalam angan-angan. 

Lanjut…

Nah setelahnya, setelah di urus ke si sales yang ‘menjanjikan’ penarikan kembali dana ‘investasi’ tersebut, ternyata malah memperunyam dengan menunda-nunda, yang katanya baru bisa ditarik 3 tahun kemudian, padahal sesuai dengan perjanjian sebelumnya (yang mana kenyataannya orang tua saya-pun tidak ikut membaca akad sah-nya dengan pihak asuransi) uang akan kembali utuh - meskipun pada kenyataannya itu tidaklah mungkin, karena asuransi berbeda dengan bank yang sifatnya deposit, bukan premi atau investasi murni, yang memungkinkan mendapatkan keuntungan karena liquiditasnya.

Setelah berseteru panjang dengan sales inilah, akhirnya saya ikut terjun sekalian untuk menyelesaikan masalah dengan uang yang menurut saya sangat besar ini, bukan berarti berat kalau kehilangan uang sebesar itu, saya pernah merasakan sakitnya kehilangan uang sebesar itu dan akhirnya sadar uang itu hanya titipan dan mampir sebentar dimana kita tidak punya kuasa terhadapnya, jadi saya berusaha bersifat nothing to lose tetapi tetap dicoba diuru (ikhtiar).

Karena kebetulan saya memiliki teman yang paham accounting (ex-partner saya di usaha rintisan), akhirnya saya cobalah untuk mengurus pencairan uang dan apapun istilahnya itu (karena pada waktu itu saya tidak paham). Mengandalkan full internet untuk riset cara pencairan dan berbagai istilah insurance - supaya tidak terlihat goblok-goblok banget waktu ngurus meskipun hanya sebagai tertanggung (yang ditanggung asuransi) – untuk, yang pada intinya menarik atau mencairkan dana investasi.

First impression ketika datang di kantor pemasarannya yang merupakan salah satu cabang di kota Malang, saya paham ternyata bekerja di perusahaan insurance asing yang terkenal itu pekerjaan hanya begitu-begitu saja (dalam artian ketika bekerja di cabang). Bahkan, ketika saya datang sekitar jam 1 an pasca jam istirahat pada umumnya, customer service yang harusnya ready di depan meja saja harus pake manggil-manggil atau ngetuk-ngetuk dengan keras terlebih dahulu. Saking santainya pekerjaannya (karena minimnya protes dan pelanggan mungkin di tingkat cabang atau daerah Malang Raya) saya menyimpulkan, paling-paling kegiatan kerjanya sehari-hari ngerumpi dengan rekan kerja (yang saya anggap sangat tidak ada tantangan meskipun saya sekarang merupakan pengangguran) sampai habis bahan obrolan. Yaaa… tetapi satu hal yang saya hormati, pegawai di kantor insurance tersebut ramah dan helpful sih, artinya tidak mempersulit, bahkan ketika diminta dan dibutuhkan, mereka yang menelfon kita terlebih dahulu… malah lebih mempersulit agen-agennya atau sales-salesnya…

Usut punya usut, pada akhirnya dana dari premi yang disetorkan kepada insurance tersebut, sesuai dengan kesepakatan akadnya, merupakan 3 : 1 dengan alokasi 3 dalam bentuk premi dasar (yang pasti akan hangus karena jadi biaya asuransi) dan alokasi 1 untuk investasi (dari 500 ribu kurang lebih berkisar antara 120 ribu-an untuk investasi yang mengikuti ekuitas rupiah, karena paket yang dipilih rupiah equit fund). Ya, ini artinya, uang investasi bisa kembali beserta bunga-bunganya entah itu naik atau turun, dan uang asuransi hanya sekedar menjadi ghoror alias membeli barang yang tidak ada barangnya yaitu “jiwa” dan jiwa sayalah yang digadaikan…
Memang bener sih, kalau ada mati-matinya duitnya turun banyak… tapi masa iye kudu mati dulu? 

Sampai sini, dari hasil perbandingan itulah yang saya runut sampai-sampai ketahuan dari 30 juta itu yang disetorkan hanya 21 juta kurang lebih, dengan nilai investasi yang bisa diambil sebesar sekitar 6 juta 600 ribuan, sudah termasuk bunganya. Naik pitamlah saya, bertanya-tanya “Lalu, 9 juta sisanya kemana?!”. 9 juta sisa yang hilang entah kemana ini, jadi pertanggung jawaban dari sales, karena… orang tua saya melakukan pembayaran premi ke pihak insurance melibatkan 3 pihak, yaitu sales.

Perjalanan panjang keluarga saya dengan dunia per-insurance-an ternyata tidak hanya terjadi kali ini saja, bahkan sebelum-sebelumnya sudah pernah merasakan beberapa kali kehilangan uang berkisar 6 juta-an dengan bentuk asuransi serupa, yaitu investasi unit link yang kalau boleh saya bilang, bukan benar-benar seperti investasi tetapi hanya ‘buwuh’ saja ke perusahaan… tidak heran ghoror dan riba menjadi salah satu dosa yang paling dilarang oleh agama dan dibenci oleh Allah SWT.

Ketika masalah dengan asuransi terulang kembali di keluarga saya, dengan nominal yang berbeda (lebih besar), tentu saya tidak bisa tinggal diam, bahkan siap “membangsat-bangsatkan” orang yang merayu orang tua saya dengan tipu muslihat lewat mulutnya… Meskipun akhirnya dari pihak sales bertanggung jawab dengan berbagai kerugian yang ditanggung oleh keluarga saya, termasuk mengurus 9 juta yang diklaim berada pada top up insurance akun polis Bapak saya (sebagai pemegang polis) – ini istilah-istilah bangsat insurance yang bermain dengan kata-kata yang membuat puyeng orang-orang goblok seperti saya, tidak heran bahwa bermain unit link direkomendasikan hanya untuk orang-orang strategic finance. 

Meskipun, pada hari saya menulis ini uang belum kembali, tetapi perkiraan kembali sebesar 6 juta 600 ribu dan 9 juta yang tertahan di top up, serta ganti rugi separuh (asumsi saya) kerugian dari premi asuransi sudah cukup memberikan titik terang…
Entah sejak kapan saya hati saya bisa semantap ini, artinya bukan saya dalam kondisi terbaik, saya tidak tahu… tetapi pernah kehilang uang yang besar dan merelakan, serta tidak larut dalam hingar bingar pujian dan don’t give a fuck with other people thoughts was the best thing Allah can give to me for now… 

*****
Saya bikin 2 part saja untuk tema ini… untuk yang selanjutnya saya cerita tentang passion saya dan kompetisi yang sedang saya ikuti, mungkin saya tambahi juga titik terang jalan pengangguran saya, ya… inilah jalan pengangguran saya :naruto style.

No comments:

Post a Comment