Wah sudah lumayan lama
saya tidak bersentuhan dengan tulis menulis ya… semingguan lah, padahal
targetnya one day write one, karena
kesibukan disamping yang lumayan menyita waktu, dan tentunya, berkaitan dengan
uang, haha, big money.
Dalam seminggu ini,
keluarga saya dilanda masalah, dan minggu ini pula saya mendapati berbagai ilmu
baru berkaitan dengan keuangan. Yang pertama, ilmu tentang insurance, yang akan saya ceritakan panjang lebar setelah ini,
meskipun tidak bisa menjelaskannya secara mendetail. Yang kedua, ilmu tentang
perpajakan, karena disela saya vakum menulis di my daily diary blog, saya sedang berkecimpung dalam dunia yang saya
cinta, yaitu comic strip, dan itu
merupakan sebuah kompetisi nasional yang diadakan oleh STAN (Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara) yang mewakili perlombaan Ditjen Pajak (Direktorat Jenderal
Pajak).
****
Pertama-tama, saya
akan sedikit berkisah tentang dunia perasuransian… dunia yang beberapa tahun
belakangan ini saya benci, karena unsur riba-nya,
dan memang harus begitu adanya. Dunia insurance
menjadi salah satu company yang saya
hindari meskipun saya berstatus sebagai long-time
jobless guy who really wanted to get a girl after getting a job, lol. Tidak, hanya bercanda – tapi tentang tidak bekerja di dunia asuransi
itu serius disamping perusahaan rokok dan bank.
Flashback ke seminggu belakang,
saya benar-benar dibikin pusing tujuh keliling dengan asuransi. Jadi awal mula
masalah, disebabkan karena orang tua saya yang mendaftarkannya saya pada salah
satu perusahaan asuransi asing ternama pada saat saya masih “tela-telo” atau “lolak-lolok”
di umur 18 tahun – tepatnya baru lulus
sekolah menengah atas pada saat itu. Dengan kontrak premi dasar sebesar 500
ribu/bulan selama 5 tahun, orang tua saya mendaftarkan diri saya pada asuransi
jiwa dengan jenis unit link yang awal
mulanya saya tidak tahu menahu apa itu unitlink
dan istilah-istilah paket kepanjangan seperti equity fund dan sebagainya - dan
persetan apalah itu.
Orang tua saya
mendaftarkan saya dalam bentuk unit link dengan
model “investasi” atau istilah iming-iming sales
nya ‘seperti menabung’ padahal nyatanya tidak. Dan ternyata, setelah sedikit
saya investigasi – karena saya lah
tertanggung dari asuransi tersebut dan harus bertanggung jawab dengan
konsekuensi yang disebabkan orang tua saya – ternyata sales yang memberikan
tawaran kepada kedua orang tua saya adalah salah satu teman dekat orang tua
saya, yang mana saya juga kenal dengannya – si
suaminya saja bukan istrinya yang notabene adalah salesnya.
Usut punya usut ternyata
orang tua saya meng-iya-iyakan saja tawaran untuk berlangganan asuransi dengan
bentuk ‘investasi’ ini, entah karena merasa iba atau ingin membantu supaya
sales, yang masih kenalan, mendapatkan komisi. Nah… puncaknya, kemarin, ketika
kontrak berdasarkan hitung-hitungan orang tua saya sudah habis masa
kesepakatannya. Dari kacamata orang tua saya dengan asumsi ‘investasi’ itu,
maka 500 ribu/bulan dengan embel-embel ‘investasi’nya maka menjadi 30 juta (wow,
saat itu yang bisa saya bayangkan mengetahui nominalnya) dan bisa ditarik
kembali bahkan dengan “bunga-bunga” bangkainya yang hanya ada dalam angan-angan.
Lanjut…
Nah setelahnya,
setelah di urus ke si sales yang ‘menjanjikan’ penarikan kembali dana ‘investasi’
tersebut, ternyata malah memperunyam dengan menunda-nunda, yang katanya baru
bisa ditarik 3 tahun kemudian, padahal sesuai dengan perjanjian sebelumnya
(yang mana kenyataannya orang tua saya-pun tidak ikut membaca akad sah-nya dengan
pihak asuransi) uang akan kembali utuh - meskipun
pada kenyataannya itu tidaklah mungkin, karena asuransi berbeda dengan bank
yang sifatnya deposit, bukan premi atau investasi murni, yang memungkinkan
mendapatkan keuntungan karena liquiditasnya.
Setelah berseteru
panjang dengan sales inilah, akhirnya saya ikut terjun sekalian untuk
menyelesaikan masalah dengan uang yang menurut saya sangat besar ini, bukan
berarti berat kalau kehilangan uang sebesar itu, saya pernah merasakan sakitnya
kehilangan uang sebesar itu dan akhirnya sadar uang itu hanya titipan
dan mampir sebentar dimana
kita tidak punya kuasa terhadapnya, jadi saya berusaha bersifat nothing to lose tetapi tetap dicoba diuru
(ikhtiar).
Karena kebetulan saya memiliki
teman yang paham accounting (ex-partner
saya di usaha rintisan), akhirnya saya cobalah untuk mengurus pencairan uang
dan apapun istilahnya itu (karena pada waktu itu saya tidak paham). Mengandalkan
full internet untuk riset cara pencairan
dan berbagai istilah insurance - supaya tidak terlihat goblok-goblok banget
waktu ngurus meskipun hanya sebagai tertanggung (yang ditanggung asuransi) –
untuk, yang pada intinya menarik atau mencairkan dana investasi.
First
impression ketika
datang di kantor pemasarannya yang merupakan salah satu cabang di kota Malang, saya
paham ternyata bekerja di perusahaan insurance
asing yang terkenal itu pekerjaan hanya begitu-begitu saja (dalam artian ketika
bekerja di cabang). Bahkan, ketika saya datang sekitar jam 1 an pasca jam istirahat
pada umumnya, customer service yang
harusnya ready di depan meja saja
harus pake manggil-manggil atau ngetuk-ngetuk dengan keras terlebih dahulu. Saking
santainya pekerjaannya (karena minimnya protes dan pelanggan mungkin di tingkat
cabang atau daerah Malang Raya) saya menyimpulkan, paling-paling kegiatan
kerjanya sehari-hari ngerumpi dengan rekan kerja (yang saya anggap sangat tidak
ada tantangan meskipun saya sekarang merupakan pengangguran) sampai habis bahan
obrolan. Yaaa… tetapi satu hal yang saya hormati, pegawai di kantor insurance tersebut ramah dan helpful sih, artinya tidak mempersulit,
bahkan ketika diminta dan dibutuhkan, mereka yang menelfon kita terlebih dahulu…
malah lebih mempersulit agen-agennya atau sales-salesnya…
Usut punya usut, pada
akhirnya dana dari premi yang disetorkan kepada insurance tersebut, sesuai dengan kesepakatan akadnya, merupakan 3
: 1 dengan alokasi 3 dalam bentuk premi dasar (yang pasti akan hangus karena
jadi biaya asuransi) dan alokasi 1 untuk investasi (dari 500 ribu kurang lebih
berkisar antara 120 ribu-an untuk investasi yang mengikuti ekuitas rupiah,
karena paket yang dipilih rupiah equit
fund). Ya, ini artinya, uang investasi bisa kembali beserta bunga-bunganya
entah itu naik atau turun, dan uang asuransi hanya sekedar menjadi ghoror alias membeli barang yang tidak
ada barangnya yaitu “jiwa” dan jiwa sayalah yang digadaikan…
Memang bener sih,
kalau ada mati-matinya duitnya turun banyak… tapi masa iye kudu mati dulu?
Sampai sini, dari
hasil perbandingan itulah yang saya runut sampai-sampai ketahuan dari 30 juta
itu yang disetorkan hanya 21 juta kurang lebih, dengan nilai investasi yang
bisa diambil sebesar sekitar 6 juta 600 ribuan, sudah termasuk bunganya. Naik
pitamlah saya, bertanya-tanya “Lalu, 9 juta sisanya kemana?!”. 9 juta sisa yang
hilang entah kemana ini, jadi pertanggung jawaban dari sales, karena… orang tua
saya melakukan pembayaran premi ke pihak insurance
melibatkan 3 pihak, yaitu sales.
Perjalanan panjang
keluarga saya dengan dunia per-insurance-an
ternyata tidak hanya terjadi kali ini saja, bahkan sebelum-sebelumnya sudah
pernah merasakan beberapa kali kehilangan uang berkisar 6 juta-an dengan bentuk
asuransi serupa, yaitu investasi unit
link yang kalau boleh saya bilang, bukan benar-benar seperti investasi
tetapi hanya ‘buwuh’ saja ke perusahaan… tidak heran ghoror dan riba menjadi salah
satu dosa yang paling dilarang oleh agama dan dibenci oleh Allah SWT.
Ketika masalah dengan
asuransi terulang kembali di keluarga saya, dengan nominal yang berbeda (lebih
besar), tentu saya tidak bisa tinggal diam, bahkan siap “membangsat-bangsatkan” orang yang merayu orang tua saya dengan tipu
muslihat lewat mulutnya… Meskipun akhirnya dari pihak sales bertanggung jawab
dengan berbagai kerugian yang ditanggung oleh keluarga saya, termasuk mengurus
9 juta yang diklaim berada pada top up
insurance akun polis Bapak saya (sebagai pemegang polis) – ini istilah-istilah bangsat insurance yang
bermain dengan kata-kata yang membuat puyeng orang-orang goblok seperti saya,
tidak heran bahwa bermain unit link direkomendasikan hanya untuk orang-orang
strategic finance.
Meskipun, pada hari saya
menulis ini uang belum kembali, tetapi perkiraan kembali sebesar 6 juta 600
ribu dan 9 juta yang tertahan di top up,
serta ganti rugi separuh (asumsi saya) kerugian dari premi asuransi sudah cukup
memberikan titik terang…
Entah sejak kapan saya
hati saya bisa semantap ini, artinya bukan saya dalam kondisi terbaik, saya
tidak tahu… tetapi pernah kehilang uang yang besar dan merelakan, serta tidak
larut dalam hingar bingar pujian dan don’t
give a fuck with other people
thoughts was the best thing Allah can
give to me for now…
*****
*****
Saya bikin 2 part saja
untuk tema ini… untuk yang selanjutnya saya cerita tentang passion saya dan
kompetisi yang sedang saya ikuti, mungkin saya tambahi juga titik terang jalan
pengangguran saya, ya… inilah jalan pengangguran saya :naruto style.
No comments:
Post a Comment