Thursday, March 7, 2019

After Hardship, Come Eases

Hope : Enjoying golden hour

Kemarin, tepatnya 6 Maret kembali menjumpai "kegagalan", saya merasakan betapa pedihnya rasa sakit. Ketika kau mendapati dirimu menjumpai kembali pintu tertutup, seperti game di “Benteng Takeshi”, dimana kau harus berlari mencari the right door among lot of doors.

Sepertinya kompetitor yang lain berhasil melalui pintu-pintu tersebut, namun ketika menjumpai dirimu mendapati pintu yang tertutup rapat… well, rasanya sangat pedih, meskipun analogi yang saya sampaikan cukup buruk. 

Terlepas dari berbagai masalahnya kemarin itu, yaaa... memang banyak saya dapati berbagai macam jenis persoalan yang tak pernah sekalipun dijumpai atau bahkan saya tak tahu menahu, tahu cara mengerjakannya saja sudah syukur alhamdulillah

Dari sini juga saya menyadari, dunia dalam pikiran sempitku ini ternyata sangatlah luas, dengan orang-orangnya. Diluar sana aku masih bukanlah apa-apa, banyak dari mereka yang sangat berpengalaman. Gila rasanya, bersaing dengan keadaan terlambat, “can I catch up with these tardiness?” Mereka dengan pengalaman nyatanya, aku dengan pengalaman yang terlihat “wah” tetapi terlihat seperti bualan belaka. 

Yang saya takutkan kembalinya rasa-rasa hasad, iri dan dengki terhadap orang lain, dan pedih rasanya.

Pain is gain people said, and still up until now I’m asking why this happened to me, why did I fell the gain is not drastically improving me, what should I do? When the hardship comes indeed eases come right my Lord? 

Bukankah dibalik kesulitan ada kemudahan? Bukankah La yukalifullahu nafsan illa wus aha? Allah tak akan membebani hamba melainkan sesuai dengan kesanggupannya? Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya kepada diriku sendiri, apakah aku benar-benar sanggup? Sampai mana aku mampu menyanggupinya?



Mungkin disini waktu yang tepat untuk mengeluarkan dengan lantang salah satu bagian lirik dari salah satu lagu kesukaan saya, Kodaline – All I Wantall I want is nothing more, And if you loved me, why’d you leave me… sembari mengenang dan mencurahkan berbagai masalah kepada yang Maha Segalanya, dan disini saya menuangkannya, “my own diary, my own world and problems… and indeed loneliness is loveliness”

No comments:

Post a Comment