Saturday, March 16, 2019

A Critique To Myself


Maybe i am the stupid one

Sudah banyak hal yang saya rencanakan meleset, ketika saya runut dari awal semua memang akibat dari jobless dan lot of unlucky or difficult times hapenned - benar apa yang diungkapkan oleh Mark, di bukunya The Subtle Art Of Not Giving A F*ck bahwa kesalahan, atau dalam asumsi saya sebagai sebuah ujian, yang bukan menjadi tanggung jawab saya pada awalnya, kini menjadi lingkaran setan yang menyiksa secara perlahan. Satu hal yang tak bisa dihindarkan, bahwa menafikkannya sangatlah susah!

Sangat sulit untuk bersikap masa bodoh, sepele, namun melakukan tidaklah semudah membayangkan. Oke, biar saya ingat-ingat kembali goals-goals jangka pendek saya dan mengkritik diri saya sendiri habis-habisan… Oke, berikan saya waktu untuk mengingat hal ini… mengingat blog ini merupakan diary suka-suka saya, jadi ya suka-suka saya!

Terkadang terbayang dalam sebuah gambaran imajiner, bahwa betul memang kata orang-orang, kalau saja ada satu hal yang sulit untuk dilakukan adalah mengakui berbagai kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan berdamai dengannya. Secara alamiah memang orang membenci dikritik habis-habisan, disini saya akan berlatih untuk mencoba berdamai dengan beberapa permasalahan-permasalahan tersirat di kehidupan saya yang saya ingat. Dan semoga bisa menjadi pelajaran bagi pembaca, utamanya saya sendiri…

Pertama, hey! Bukannya kamu ingin mendapatkan ilmu Digital Marketing dengan menghasilkan konten dari gambaran-gambaranmu yang “banyak mendapatkan pujian” itu? Lalu kenapa kamu tak berani take action untuk hanya menggambar saja tanpa diperhatikan orang? Toh, tinggal upload dan don’t give a fuck?! Bukankah kamu ingin berprestasi? Banyak lomba yang kamu lewatkan sialan! Komik polisi yang sudah kamu konsepkan nyatanya terlewat? Sekarang tinggal komik pajak? Jangan bodoh, persetan dengan mereka diluar sana, kamu hidup tidak bergantung pada mereka Goblok! Sial, batasan yang tercipta gara-gara jobless memang benar-benar menghambat diri saya…

Kedua, kamu bilang kamu ingin pergi ke “luar” sana? Ingin berprestasi? Ingin mendapatkan ilmu gratis dari scholarship? Lantas kenapa kamu takut untuk bertindak? Mana actionmu? Belajar bahasa inggris? Mencari nilai TOEFL? Persetan dengan uang, kau tinggal minta! Bukankah semboyanmu “Jika kamu takut untuk melakukan kebaikan kenapa tidak dengan keburukan”-mu itu kemana? Sudah kamu lupakan atau sudah kamu buang? Hell nah! Bagaimana bisa kamu sepecundang ini? Dimana dirimu yang dulu? And you said you are a motivator?! What the hell? Are you blabbering?

Ketiga, mana belajarmu? Bagaimana belajar bahasamu? Bahasa Korea? Jangan harap! Bahasa inggrismu saja tidak berproggress apalagi bahasa Korea mu! You still live in those void?! Amarahmu kamu jadikan hal yang negatif? Kamu tertinggal jauh dari para bangsat-bangsat itu! Kamu merasa sendirian? Tidak! Banyak yang hidup lebih susah… Ibadahmu mencari ilmu tidak kencang, doa-mu kurang deras, sholatmu tidak pernah tepat waktu, kamu merasa berat hati dan selalu mencari orang untuk melimpahkan kesalahanmu. Mana belajarmu! Patience! Atur emosimu, atur kegiatanmu atur jadwalmu!

Keempat, masih sempat-sempatnya kamu bermalas-malasan untuk tidak berolahraga? Ingat bodoh! Bagaimana kamu mengatasi rasa gusar, stres dan depresimu? Kamu hanyalah korban dari nasib dan kini kamu berjuang mempertanggungjawabkan itu semua! Relax! Badai pasti berlalu, just keep in faith and move forward! Manfaatkan segala opportunity yang ada termasuk bekerja sementara di kantor Bapakmu! Learn the mistakes, develop your capacity, and skills also your relatives and organizations dude! There’s no such thing like late Goblok!
 
Mungkin cukup segitu dulu, karena yang lainnya bakalan menyusul dengan berbagai mistakes dan kegoblokan-kegoblokan saya lainnya yang perlu saya goblok-goblokkan di depan cermin berhadap-hadapan dengan si Goblok... 

Ya, yaitu saya.

No comments:

Post a Comment