![]() |
Writing |
Kali ini saya mau
sedikit sharing tentang bagaimana saya terjun ke dunia tulis menulis. Ya,
sebenernya kondisinya sedikit kurang mendukung sih, disamping saya pas… pas di
telinga kiri di tempat saya biasa menulis (didepan laptop) siaran televisi debat
presiden periode ke II sedang berlangsung… benar-benar berisik, kencangnya
bener-bener wakes up the dead. Tapi
mau diapakan… let’s get into the topic.
Sebelum saya menjelaskan hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum menulis, mungkin saya akan menjelaskan background saya di
lingkaran lingkup literasi sampai dunia tulis menulis terlebih dahulu.
![]() |
Comic book |
Dari kecil saya memang
suka membaca khususnya komik, orang tua saya sering membelikan buku komik bekas
di toko buku wilis, dimana bukunya murah-murah bahkan bisa didapatkan setengah
harga. Dulu saya sering dibelikan komik anak-anak berupa seri ‘lompat-lompat’ Doraemon,
Doreaemon Petualangan, Crayon Shinchan, Dragon Ball, ya… bisa dibilang yang penting ada bahan bacaan lah istilahnya,
demikian background dulu waktu masih kecil jaman dibelikan sama orang tua.
Berlanjut saat sudah
mulai masuk SMP, inilah jaman saya bersentuhan dengan komik pas rajin-rajinnya
pas ‘kenceng-kencengnya’. Dulu saya juga punya teman dekat jaman smp juga
penggila anime lah bisa dibilang, dia
fanatis one piece, bahkan bacaannya
sudah masuk ke Kambing Jantan-nya
Raditya Dika, dimana Radit -pada masa itu- masih belum seterkenal sekarang,
tahun 2006 an loh cuy. Doi sering banget nyewa ke perpus deket sekolahan,
akhirnya ikut lah saya sering menyewa komik, di perpus dekat rumah, dan itu saya
lakukan setiap saya pulang sekolah. Membaca di perpus, sambil sesekali menyewa
komik untuk bahan bacaan di rumah, masih belum membeli buku / komik toh saat
itu juga masih belum ada tempat untuk menata / menyimpan komik di rumah dan
tentunya belum ada uangnya, hehe. What a
memorable things.
Berlangsung sampai masa kuliah lah… awal mula ketertarikan saya membaca sebuah buku non-fiksi diawali dari Hot Thread dari Kaskus yang me-review buku Kangen Indonesia – yang mana bener-bener saya rekomendasikan- karya Hisanori Kato, yang menggugah hasrat saya untuk mengoleksi dan membeli buku, bukan menyewa sampai sekarang.
Berlangsung sampai masa kuliah lah… awal mula ketertarikan saya membaca sebuah buku non-fiksi diawali dari Hot Thread dari Kaskus yang me-review buku Kangen Indonesia – yang mana bener-bener saya rekomendasikan- karya Hisanori Kato, yang menggugah hasrat saya untuk mengoleksi dan membeli buku, bukan menyewa sampai sekarang.
Lalu bagaimana saya kenalan dengan dunia tulis
menulis dan apa artinya semua itu? Untuk menulis, tentunya orang harus suka
membaca, karena orang yang menulis pasti suka membaca, sedang orang membaca
belum tentu suka menulis. Tetapi tentunya, membaca menjadi stimulus kita untuk
menulis, atas dasar kecintaan kita dengan dunia sastra lah kalo versi saya. So, what to do to get into writing?
Membacalah
![]() |
Membaca santai |
Tentukan
Tujuan Menulis
Kalau saya, tujuan menulis saya karena pengen punya kemampuan story telling yang kuat, karena hal ini bisa berkaitan dengan berbagai hal yang ingin saya capai dan saya sukai kedepannya. Selain itu bisa jadi ‘wadah’ curhat, karena barangkali bisa jadi refleksi kita kedepannya kalau kita baca ulang kan? Atau bahkan yang lebih ekstrim seumpama kalian ingin berkarier di dunia tulis menulis, karena di jaman Internet of things seperti ini, nggak mungkin deh kita lepas dari writing dan reading.
Jelas kita butuh tempat yang mau kita jadikan
tempat untuk coret-coret, apakah itu berupa media konvensional seperti notes,
diary kuno, atau yang lain – yang jelas rugi kalau nulis di kertas, kecuali ada
maksud tertentu – atau di media digital sekarang berupa blogger, wordpress atau bikin domain
khusus untuk jadi personal branding-mu,
menulis di platform community writing
yang bisa menghasilkan dengan format naratif
atau listicle? Tentunya semua
butuh awal. Andai kita punya visi yang lebih jauh, paling tidak kita perlu
mengawali dengan hal-hal yang sederhana kan? Menulislah dimanapun senyaman
mungkin. Tetapi kalau bagi saya, saya sekarang sudah cocok (kalau yang
gratisan) menulis di blogger seperti
ini, karena selain mudah dalam meng-customize
tampilannya, tidak muluk-muluk tampilannya, sederhana juga tidak kebanyakan
iklan yang membuat tidak user friendly
di mata – yang menurut saya, hal ini terjadi di free bloggingnya wordpress.
Yang terakhir, menulislah! Jangan terlalu banyak berpikir,
jangan terlalu perfeksionis juga. Ini lamanmu, duniamu, jadi tulislah apapun!
Dulu, karena saya terlalu banyak mikir, alhasil tertunda terus menulisnya,
apalagi nggak cocok dengan platformnya, wah bisa-bisa menghambat keinginan dan
kemauan kita untuk menulis. Cari mood yang
tepat, entah itu menulis dengan mendengarkan lagu Disney, Lo-fi, relaxing instrumental dan sebagainya atau bahkan
mencari tempat yang sesuai untuk menulis.
Apapun temanya juga,
curahkan saja dalam bentuk tulisan, tak peduli itu jelek atau tidak ada yang
melihat, pasti kamu akan merasakan manfaatnya nanti. Kalaupun di platform
portal web seperti idntimes, kompasiana dsb, andai kita salah menulis
toh ada editornya yang nanti bakal mengoreksi, jadi ga usah takut, ketika ada
ide, catat, bikin poin and then just write!
No comments:
Post a Comment