Monday, February 18, 2019

What To Do To Get Into Writing (My Version)


Writing
Kali ini saya mau sedikit sharing tentang bagaimana saya terjun ke dunia tulis menulis. Ya, sebenernya kondisinya sedikit kurang mendukung sih, disamping saya pas… pas di telinga kiri di tempat saya biasa menulis (didepan laptop) siaran televisi debat presiden periode ke II sedang berlangsung… benar-benar berisik, kencangnya bener-bener wakes up the dead. Tapi mau diapakan… let’s get into the topic.

Sebelum saya menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menulis, mungkin saya akan menjelaskan background saya di lingkaran lingkup literasi sampai dunia tulis menulis terlebih dahulu.

Comic book
Dari kecil saya memang suka membaca khususnya komik, orang tua saya sering membelikan buku komik bekas di toko buku wilis, dimana bukunya murah-murah bahkan bisa didapatkan setengah harga. Dulu saya sering dibelikan komik anak-anak berupa seri ‘lompat-lompat’ Doraemon, Doreaemon Petualangan, Crayon Shinchan, Dragon Ball, ya… bisa dibilang yang penting ada bahan bacaan lah istilahnya, demikian background dulu waktu masih kecil jaman dibelikan sama orang tua. 

Berlanjut saat sudah mulai masuk SMP, inilah jaman saya bersentuhan dengan komik pas rajin-rajinnya pas ‘kenceng-kencengnya’. Dulu saya juga punya teman dekat jaman smp juga penggila anime lah bisa dibilang, dia fanatis one piece, bahkan bacaannya sudah masuk ke Kambing Jantan-nya Raditya Dika, dimana Radit -pada masa itu- masih belum seterkenal sekarang, tahun 2006 an loh cuy. Doi sering banget nyewa ke perpus deket sekolahan, akhirnya ikut lah saya sering menyewa komik, di perpus dekat rumah, dan itu saya lakukan setiap saya pulang sekolah. Membaca di perpus, sambil sesekali menyewa komik untuk bahan bacaan di rumah, masih belum membeli buku / komik toh saat itu juga masih belum ada tempat untuk menata / menyimpan komik di rumah dan tentunya belum ada uangnya, hehe. What a memorable things. 

Berlangsung sampai masa kuliah lah… awal mula ketertarikan saya membaca sebuah buku non-fiksi diawali dari Hot Thread dari Kaskus yang me-review buku Kangen Indonesia – yang mana bener-bener saya rekomendasikan- karya Hisanori Kato, yang menggugah hasrat saya untuk mengoleksi dan membeli buku, bukan menyewa sampai sekarang.
Lalu bagaimana saya kenalan dengan dunia tulis menulis dan apa artinya semua itu? Untuk menulis, tentunya orang harus suka membaca, karena orang yang menulis pasti suka membaca, sedang orang membaca belum tentu suka menulis. Tetapi tentunya, membaca menjadi stimulus kita untuk menulis, atas dasar kecintaan kita dengan dunia sastra lah kalo versi saya. So, what to do to get into writing?

  Membacalah
Membaca santai
Ketika kita membaca, bagaimana kita nantinya menikmati permainan kata-kata bisa menciptakan gambaran atau bahkan menggerakkan serta membuka pikiran kita terhadap sesuatu, pasti nanti bakalan kecanduan. Tentunya harus yang membuat kita betah membacanya, tiap orang punya selera yang berbeda tentang buku genre apa yang disukai. Tetapi kalau sudah menemukan jenis buku yang sudah kita sukai, pasti akan punya pengaruh yang besar terhadap dunia tulis menulis kita kedepannya. So, just read!
 
  Tentukan Tujuan Menulis
 
Pinpoint your objective
Kita menulis harus punya tujuan, jangan sampai menjadikan dunia tulis menulis sebagai sesuatu yang tidak dimaknai, tidak kita nikmati atau bahkan menjadi sesuatu yang kita benci. Dan ga usah muluk-muluk terlebih dahulu deh kalau mau nulis, nulis yang kita nikmati ga usah kita target, kecuali kamu pengen nantang dirimu, memperkaya vocabulary-mu di dunia tulis menulis, itu hal yang lain. 

Kalau saya, tujuan menulis saya karena pengen punya kemampuan story telling yang kuat, karena hal ini bisa berkaitan dengan berbagai hal yang ingin saya capai dan saya sukai kedepannya. Selain itu bisa jadi ‘wadah’ curhat, karena barangkali bisa jadi refleksi kita kedepannya kalau kita baca ulang kan? Atau bahkan yang lebih ekstrim seumpama kalian ingin berkarier di dunia tulis menulis, karena di jaman Internet of things seperti ini, nggak mungkin deh kita lepas dari writing dan reading.


  Tentukan Platform
Digital platform

Jelas kita butuh tempat yang mau kita jadikan tempat untuk coret-coret, apakah itu berupa media konvensional seperti notes, diary kuno, atau yang lain – yang jelas rugi kalau nulis di kertas, kecuali ada maksud tertentu – atau di media digital sekarang berupa blogger, wordpress atau bikin domain khusus untuk jadi personal branding-mu, menulis di platform community writing yang bisa menghasilkan dengan format naratif atau listicle? Tentunya semua butuh awal. Andai kita punya visi yang lebih jauh, paling tidak kita perlu mengawali dengan hal-hal yang sederhana kan? Menulislah dimanapun senyaman mungkin. Tetapi kalau bagi saya, saya sekarang sudah cocok (kalau yang gratisan) menulis di blogger seperti ini, karena selain mudah dalam meng-customize tampilannya, tidak muluk-muluk tampilannya, sederhana juga tidak kebanyakan iklan yang membuat tidak user friendly di mata – yang menurut saya, hal ini terjadi di free bloggingnya wordpress.

  Just Write
write on paper

Yang terakhir, menulislah! Jangan terlalu banyak berpikir, jangan terlalu perfeksionis juga. Ini lamanmu, duniamu, jadi tulislah apapun! Dulu, karena saya terlalu banyak mikir, alhasil tertunda terus menulisnya, apalagi nggak cocok dengan platformnya, wah bisa-bisa menghambat keinginan dan kemauan kita untuk menulis. Cari mood yang tepat, entah itu menulis dengan mendengarkan lagu Disney, Lo-fi, relaxing instrumental dan sebagainya atau bahkan mencari tempat yang sesuai untuk menulis.

Apapun temanya juga, curahkan saja dalam bentuk tulisan, tak peduli itu jelek atau tidak ada yang melihat, pasti kamu akan merasakan manfaatnya nanti. Kalaupun di platform portal web seperti idntimes, kompasiana dsb, andai kita salah menulis toh ada editornya yang nanti bakal mengoreksi, jadi ga usah takut, ketika ada ide, catat, bikin poin and then just write!

No comments:

Post a Comment